Tema
diatas merupakan penegasan bahwa diri kader ikatan perlu adanya sebuah refleksi
apakah ideologi IMM yang selama ini kita gembor – gemborkan sudah menjadi nilai
subtansial yang nyata, atau apakah sebatas pengetahuan normatif yang kita
pelajari. Saya fikir perbincangan tentang idelogi IMM ini perlu. Karena memang
nantinya kita mengetahui apa yang menjadi arah gerak dan tujuan IMM yang selama
ini kita lakukan. Karena tentu dalam setiap pergerakan mahasiswa mempunyai
induk pergerakan legalitas yang berbeda.
Atau mungkin ideologi sudah memang tidak menarik lagi dalam dunia pergerakan
atau lebih luas keindonesian kita saat ini?
Hakikat Ideologi
Berbicara
hakikat ideologi, berarti bisa kita melihat sejarah munculnya kata ideologi itu
sendiri seperti apa dan bagaimana. Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan
gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie
yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio.
Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi
kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".1 Ketika
dilihat munculnya kata ideologi ini pada akihir abad 18, bahwa di prancis masa
revolusi prancis.
Dalam hal ini bahwa ideologi pada
awalnya sebagai sebuah ilmu untuk mempelajari sebuah gagasan atau ide, yang
artinya ideologi dijadikan sebuah obyek yang bisa di pelajari oleh manusia
untuk mengetahui asal usul dan hakikat idea tau gagasan. Tetapi dalam
kenyataannya ideologi memang sudah mulai mengalami interperetasi yang bermacam
– macam tergantung pada siapa yang mendefinisikan, untuk apa dan kultur yang
mengikutinya. Karena berbicara sebuah makna tidak akan pernah berhenti pada awal
munculnya sebuah kata tersebut. Banyak dikaji dalam berbagai aspek. Sama halnya
dalam menafsirkan sebuah hadist yang perlu adanya tajdid yang disesuaikan dengan kondisi
kekinian ketika zaman mulai berubah, sehingga munculah yang dinamakan fiqih
kontemporer.
Adapun kita harus mengkaji prespektif tokoh –tokoh yang berbeda-beda dalam menilai ideologi. Karl
Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat.apa yang
diinterpretasikan oleh karl marx berbeda dengan makna awal yang apa yang
dimaksud oleh Destutt de Tracy. Seperti awal di jelskan bahwa tergantung pada
sisi mana dalam menfsirkannya dan kultur. Karl Marx adalah tokoh yang tereknal
dengan teori kelasnya, yang lebih membelah kaum termaginalkan karena sebuah
sistem. Yang memunculkan dua golongan kaum yaitu borjuis yang di wakili kaum menengah
ke atas dan proletar diwakili kaum buruh, petani, guru, dll. Sehingga munculah
definisi kestaraan masyarakat dalam makna ideologi. Berbeda lagi dengan Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik
dari rival–rivalnya. Napoleon yang mempunyai latar belakang seorang
Kaisar, Jendral perang, politisi, penjajah negara untuk mendapakan kekayaan/harta
rampasan, tentu berfikiran ideologi tidak terlepas dari politik.
Lyman Tower Sargent, Ideologi adalah
sebuah sistem nilai atau kepercayaan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran
oleh beberapa kelompok. Maka saya dapat menyimpulkan bahwa setiap orang
mempunyai tafsiran tersendiri dalam memaknai arti dari ideologi tersebut.
Secara umum atau lebih luasnya dapat diartikan bahwa ideologi adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan,
pandangan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi
adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar
cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ideologi dalam IMM
Pemaknaan
ideologi secara sederhana bahwa ide, gagasan, pandangan yang akan dicapai, maka
bisa di katakana bahwa segala system, maksud, atau cara yang dilakukan bisa
disebut sebuah ideologi. Landasan
normatif ideologi IMM bisa di katakana adalah tujuan IMM itu sendiri, Tri
Kompetensi dasar, 6 penegasan IMM, Profil kader ikatan, AD/ART dan lain-lain
yang mana itu menjadi suatau system untuk mencapai tujuan IMM. Tentu yang harus
dipahami oleh seluruh kader ikatan bukan untuk hanya dihafalkan.
Ada sebuah landasan ideologi IMM
yang mendasar sebagai gerakan mahasiswa islam. Yaitu: QS. Al Imron: 110 Yang artinya:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya
ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Penerjemahan ayat ini adalah sebagai sebuah dasar untuk merekontruksi sebuah
bangunan ideologi IMM. Manusia di ciptakan sebagai khalifah fil ard tentu harus
dipahami sebagai peran yang berat karena mempunyai tanggung jawab besar atas
apa yang terjadi di bumi. Dan IMM harus bisa menjawab itu untuk menjalankannya
dengan sebaik mungkin sesuai perintah Al-Quran dan Sunnah.2
Fungsi
ideologi itu sendiri sangat penting dalam IMM karena sebagai salah satu alat
mencapai tujuan. Seperti halnya nelayan berlayar yang menggunakan kapal sebagai
alatnya untuk mencapai tempat yang dituju. Apalagi pasca reformasi banyak
ideologi-ideologi yang mengaburkan umat islam. Salah satunya ideology kiri
radikal masih terdapat sejumlah varian, ada dua varian radikal yang mengemuka,
yaitu varian-varian anarkis Marxisme dan Populisme kiri.3 Diperlukan
ideologi IMM untuk membentingi mahasiswa khususnya agar tidak terjebak dalam
pemahaman idea atau gagasan yang salah.
Ideology
IMM dapat menjelaskan bahwa Islam adalah Agamaku, dengan menjalankan
berislam secara kaffah dan Muhammadiyah sebagai gerakannya, Membangun komitmen idealisme untuk
menjalankan misi dan cita-cita gerakan, Mengikat solidaritas kolektif yang
kokoh, Membela/ menjaga/ mempertahankan keutuhan organisasi sesuai prinsip
gerakan. Itu beberpa fungsi idelogi IMM dan pengertian sederhana Ideologi dalam
IMM
Penanaman Ideologi IMM pada kader
Ideology hanya akan menjadi sebatas
tulisan gagasan normative yang melangit jika tidak terimplementasikan dalam
diri kader. Kuntowijoyo membagi sejarah umat islam di Indonesia,
membagi islam dalam tiga tahap hingga sampai sekarang, periode mistis, periode
ideologi, dan priode ide. Bahwa islam bukan di jadikan hanya sebatas
ideology/kepercayaan untuk sebuah kekuasaan tetapi sudah saatnya dijadikan
sebuah ilmu atau teori.4 Sama halnya Ideologi IMM sudah saatnya
untuk diimplementasikan dalam sebuah ilmu untuk manusia. Bukan hanya sebatas
wacana, tidak sampai membumi.
Penanaman Ideologi IMM tentu sejak
para calon kader IMM di DAD dengan memberikan pemahaman dasar. Tugas
selanjutnya tentu para kader IMM menanamkanya dalam sebuah kegiatan-kegiatan
yang mengarah penanaman ideologi (dengan indikator mengetahui, memahami,
menjalankan dan mengamalkan). Niat untuk selalu berproses di IMM harus selalu
di tumbuhkan. Bukan hanya berproses untuk selalu menuntut apa yang akan di
dapatkan di IMM tapi apa yang saya berikan untuk IMM, secara tidak langsung apa
yang kita inginkan akan kita dapatkan dan tentunya ideologi IMM akan
mengikutinya. Segala hasil akan tergantung seberapa usaha yang kita dapatkan,
maka tetap berjuang dan berdakwah Fastabiqul
Khairat (Red.Fauz)
Refrensi :
1 Wikipedia.Indonesia.com
2 Sanni, Abdul Halim, Manifesto
Gerakan Intelektual Profetik, Yogyakarta. 2011
3Ali,Said As’ad, Ideologi
gerakan pasca reformasi,LP3S Press, Jakarta. 2012
4 Kuntowijoyo, Dr, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia,
Sahalahudin Press,Yogyakarta. 1985
Disampaikan
dalam Follow Up DAD 2 Komisariat Psikologi UMSIDA