Seperti yang kita ketahui bahwa wahyu yang pertama turun
kepada Nabi Muhammad SAW adalah QS. Al Alaq (1-5) yang berisi perintah membaca.
Perintah membaca ini bersifat umum, tidak dikaitkan dengan obyek tertentu. Bisa
diartikan secara luas dengan membaca kitab suci, buku, risalah, atau membaca
alam raya dan seluruh ciptaan Alloh SWT yang terhampar di jagad raya ini.
Perintah untuk melakukan semua aktivitas yang terkait dengan makna hakiki
kegiatan membaca yaitu belajar.
Membaca adalah suatu kegiatan penting yang semestinya dilakukan oleh manusia
beriman. Begitu pentingnya membaca, sehingga perintah Alloh SWT yang langsung
diturunkan kepada Sang Revolusioner kita, Nabi Muhammad SAW adalah Iqra (membaca). Bahkan Rasulullah pun menyukai orang yang rajin mencari ilmu dan gemar membaca.
diturunkan kepada Sang Revolusioner kita, Nabi Muhammad SAW adalah Iqra (membaca). Bahkan Rasulullah pun menyukai orang yang rajin mencari ilmu dan gemar membaca.
Suatu ketika Rasulullah SAW meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al Qur’an.
Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya membacakan untukmu,
padahal Al Qur’an diturunkan kepadamu?” Rasul menjawab: “Saya ingin mendengar
dari orang lain” ( Diriwayatkan Bukhari Muslim ). Dari hadits tersebut dapat
kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Rasulullah menyukai orang yang membaca.
Zaid bin Tsabit adalah sahabat Nabi yang menjadi salah satu penulis naskah AlQur’an. Atas perintah Nabi, Zaid berhasil mempelajari bahasa Ibrani (Yahudi)
dalam waktu 15 hari saja. Selanjutnya bahasa Suryani dikuasai hanya dalam waktu
17 hari. Maka Zaid-pun dipercaya menjadi penulis surat-surat Rasulullah.
Kemampuan bahasa Zaid menjadi jalan bagi dakwah dan diplomasi Rasulullah
sehingga cahaya Islam sampai kepda kabilah-kabilah dan bangsa yang berbahasa
Ibrani maupun yang berbahasa Suryani.
Haji Agus Salim adalah pejuang kemerdekaan yang menguasai tujuh bahasa asing yakni
Arab, Belanda, Inggris, Perancis, Jepang, dan Jerman. Tulisannya dalam berbagai
media ketika itu selalu tajam dan pedas melawan kemungkaran, serta membakar
semangat rakyat Indonesia untuk merdeka. Setelah malang melintang dalam dunia
jurnalistik selanjutnya Agus Salim memasuki dunia politik. Intelektualitas dan
kepandaiannya berdiplomasi, ditambah kemampuan bahasanya menjadikan Agus Salim
sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah
satu buahnya adalah pengakuan kedaulatan dan perjanjian persahabatan dengan
Mesir. Mesir adalah Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Zaid bin Tsabit, Haji Agus Salim dan masih banyak lainnya adalah muslim dengan
prestasi hebat di zamannya . Kesamaan mereka ada pada dua hal. Pertama, mereka
adalah orang beriman kepada Alloh dan Rasulnya. Iman menggerakkan mereka untuk
memberikan karya terbaik untuk bangsanya dan umat manusia. Kedua, mereka
memiliki semangat belajar yang luar biasa. Dan semangat itu terwujud dalam
kebiasaan membaca mereka.
Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya. Dengan membaca buku,
ilmu pengetahuan akan didapatkan. Sederhana dan mudah untuk dapat dikerjakan,
serasa berkelana kemana saja, bahkan keliling dunia hanya sekejap
saja,perjalanan seseorang selama bertahun-tahun dapat diketahui hanya dalam dua
ratus halaman saja. Hasil riset ilmiah yang panjang dengan cepat dipelajari
dalam sebuah buku. Kegiatan membaca akan menambah wawasan sekaligus
mempengaruhi mental dan perilaku seseorang, dan bahkan memiliki pengaruh besar
bagi masyarakat. Bacaan yang berkualitas akan mengantarkan manusia pada kemajuanperadabannnya. Sebaliknya buruknya kualitas bacaan atau rendahnya budaya baca
menjadi indicator mundurnya peradaban suatu bangsa.
Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya, sedangkan
kecerdasan dan pengetahuan di hasilkan oleh seberapa ilmu pengetahuan yang
didapat, sedangkan ilmu pengetahuan di dapat dari informasi yang diperoleh dari
lisan maupun tulisan. Semakin banyak penduduk suatu wilayah yang semangat
mencari ilmu pengetahuan, maka akan semakin tinggi peradabannya. Budaya suatu
bangsa biasanya berjalan seiring dengan budaya literasi, faktor kebudayaan dan
peradaban dipengaruhi oleh membacayang dihasilkan dari temuan-temuan kaum
cendekia yang diabadikan dalam tulisan yang menjadikan warisan literasi
informasi yang sangat berguna bagi proses kehidupan sosial yang dinamis. Namun
ironisnya jumlah terbitan buku di Indonesia tergolong rendah, tidaksampai
18.000 judul buku per tahun. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan Jepang yang
mencapai 40.000 judul buku per tahun. (Sumber: Majalah Oase Edisi April 2014).
Sebagai warga Indonesia, tentu hal ini sangat menyedihkan bagi kita.
Membaca juga memberikan manfaat yang sangat bermanfaat bagi diri kita. Dr.
‘Aidh bin Abdullah al-Qarni, MA dalam bukunya “La Tahzan" mengatakan ada
beberapa manfaat dari membaca bagi umat muslim, yaitu:
1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk dalam kebodohan.
3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan
orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan
dalam
bertutur kata.
5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berfikir.
6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseirang dan meningkatkan memori dan
pemahaman.
7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil menfaat dari pengalaman
orang lain,
seperti menyontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para
cendekiawan.
8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk
mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu
dan aplikasi
di dalam hidup.
9. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang
bermanfaat,
terutama buku-buku yang ditulis oleh penulis-penulis muslim yang
saleh. Buku itu
adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunya pengaruh kuat
untuk menuntun
seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
10.Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan
dan
menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
Dengan sering membaca, seseorang bias menguasai banyak kat dan mempelajari
berbagai model kalimat, lebih lanjut lagi ia bias meningkatkan kemampuannya
untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi
baris” (memahami apa yang tersirat). Oleh karena itu, membaca akan memberikan nilai positif dalam hidup manusia. Dan
tentunya jangan pernah lupa untuk membaca setiap hari, buku terbaik, Al Qur’an.
Menurut Ustadzah Tsaniya Hasanah, Lc M.Th.I salah satu
dosen Bahasa Arab, Ma’had Umar bin Al Khattab Universitas Muhammadiyah Sidoarjobahwa ika kita bisa menganggarkan pulsa 100 ribu setiap bulannya, maka
sesungguhnya tidak ada alasan untuk tidak dapat menganggarkan 1 buku tiap
bulannya. Menurut wanita manis lulusan Universitas Al Azhar, Kairo Mesir ini
menyatakan jika sekarang ini sudah banyak buku berkualitas dengan harga dibawah
50 ribu. Apalagi event book fair atau pameran diskon besar-besaran terhadap
buku-buku bagus. Menurut Diah Litasari, Sekjen Gerakan Anak Indonesia Membaca,
“ Kalau buku tidak akan pernah ketinggalan jaman. Ilyang disampaikan tidak akan
pernah kadaluarsa.”
Ketika bangsa ini telah memiliki budaya membaca yang tinggi, maka tak kan sulit
untuk membangun negeri ini dengan semangat positif dan kerjasama untuk
menggapai cita-cita sebagai bangsa yang besar dan beradab. Dan semuanya itu
dimulai dengan membiasakan diri membaca pada diri kita dan anak-anak. Wallohu
a’lam bi ash-shawab.
By. IMMawati Umi Jamillah