"HIDUP-HIDUPILAH MUHAMMADIYAH DAN JANGAN MENCARI HIDUP DI MUHAMMADIYAH"

Minggu, 03 November 2013

PENGUATAN IDEOLOGI IMM


Tema diatas merupakan penegasan bahwa diri kader ikatan perlu adanya sebuah refleksi apakah ideologi IMM yang selama ini kita gembor – gemborkan sudah menjadi nilai subtansial yang nyata, atau apakah sebatas pengetahuan normatif yang kita pelajari. Saya fikir perbincangan tentang idelogi IMM ini perlu. Karena memang nantinya kita mengetahui apa yang menjadi arah gerak dan tujuan IMM yang selama ini kita lakukan. Karena tentu dalam setiap pergerakan mahasiswa mempunyai induk pergerakan  legalitas yang berbeda. Atau mungkin ideologi sudah memang tidak menarik lagi dalam dunia pergerakan atau lebih luas keindonesian kita saat ini?

Hakikat Ideologi

Berbicara hakikat ideologi, berarti bisa kita melihat sejarah munculnya kata ideologi itu sendiri seperti apa dan bagaimana. Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio.
Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".1 Ketika dilihat munculnya kata ideologi ini pada akihir abad 18, bahwa di prancis masa revolusi prancis.

Dalam hal ini bahwa ideologi pada awalnya sebagai sebuah ilmu untuk mempelajari sebuah gagasan atau ide, yang artinya ideologi dijadikan sebuah obyek yang bisa di pelajari oleh manusia untuk mengetahui asal usul dan hakikat idea tau gagasan. Tetapi dalam kenyataannya ideologi memang sudah mulai mengalami interperetasi yang bermacam – macam tergantung pada siapa yang mendefinisikan, untuk apa dan kultur yang mengikutinya. Karena berbicara sebuah makna tidak akan pernah berhenti pada awal munculnya sebuah kata tersebut. Banyak dikaji dalam berbagai aspek. Sama halnya dalam menafsirkan sebuah hadist yang perlu adanya  tajdid yang disesuaikan dengan kondisi kekinian ketika zaman mulai berubah, sehingga munculah yang dinamakan fiqih kontemporer.

Adapun kita harus mengkaji prespektif  tokoh –tokoh  yang berbeda-beda dalam menilai ideologi. Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.apa yang diinterpretasikan oleh karl marx berbeda dengan makna awal yang apa yang dimaksud oleh Destutt de Tracy. Seperti awal di jelskan bahwa tergantung pada sisi mana dalam menfsirkannya dan kultur. Karl Marx adalah tokoh yang tereknal dengan teori kelasnya, yang lebih membelah kaum termaginalkan karena sebuah sistem. Yang memunculkan dua golongan kaum yaitu borjuis yang di wakili kaum menengah ke atas dan proletar diwakili kaum buruh, petani, guru, dll. Sehingga munculah definisi kestaraan masyarakat dalam makna ideologi. Berbeda lagi dengan Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. Napoleon yang mempunyai latar belakang seorang Kaisar, Jendral perang, politisi, penjajah negara untuk mendapakan kekayaan/harta rampasan, tentu berfikiran ideologi tidak terlepas dari politik.

Lyman Tower Sargent, Ideologi adalah sebuah sistem nilai atau kepercayaan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh beberapa kelompok. Maka saya dapat menyimpulkan bahwa setiap orang mempunyai tafsiran tersendiri dalam memaknai arti dari ideologi tersebut. Secara umum atau lebih luasnya dapat diartikan bahwa ideologi adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, pandangan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.


Ideologi dalam IMM
           
         Pemaknaan ideologi secara sederhana bahwa ide, gagasan, pandangan yang akan dicapai, maka bisa di katakana bahwa segala system, maksud, atau cara yang dilakukan bisa disebut sebuah ideologi.  Landasan normatif ideologi IMM bisa di katakana adalah tujuan IMM itu sendiri, Tri Kompetensi dasar, 6 penegasan IMM, Profil kader ikatan, AD/ART dan lain-lain yang mana itu menjadi suatau system untuk mencapai tujuan IMM. Tentu yang harus dipahami oleh seluruh kader ikatan bukan untuk hanya dihafalkan.

Ada sebuah landasan ideologi IMM yang mendasar sebagai gerakan mahasiswa islam. Yaitu: QS. Al Imron: 110 Yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. Penerjemahan ayat ini adalah sebagai sebuah dasar untuk merekontruksi sebuah bangunan ideologi IMM. Manusia di ciptakan sebagai khalifah fil ard tentu harus dipahami sebagai peran yang berat karena mempunyai tanggung jawab besar atas apa yang terjadi di bumi. Dan IMM harus bisa menjawab itu untuk menjalankannya dengan sebaik mungkin sesuai perintah Al-Quran dan Sunnah.2

Fungsi ideologi itu sendiri sangat penting dalam IMM karena sebagai salah satu alat mencapai tujuan. Seperti halnya nelayan berlayar yang menggunakan kapal sebagai alatnya untuk mencapai tempat yang dituju. Apalagi pasca reformasi banyak ideologi-ideologi yang mengaburkan umat islam. Salah satunya ideology kiri radikal masih terdapat sejumlah varian, ada dua varian radikal yang mengemuka, yaitu varian-varian anarkis Marxisme dan Populisme kiri.3 Diperlukan ideologi IMM untuk membentingi mahasiswa khususnya agar tidak terjebak dalam pemahaman idea atau gagasan yang salah.

                   Ideology  IMM dapat menjelaskan bahwa Islam adalah Agamaku, dengan menjalankan berislam secara kaffah dan Muhammadiyah sebagai gerakannya, Membangun komitmen idealisme untuk menjalankan misi dan cita-cita gerakan, Mengikat solidaritas kolektif yang kokoh, Membela/ menjaga/ mempertahankan keutuhan organisasi sesuai prinsip gerakan. Itu beberpa fungsi idelogi IMM dan pengertian sederhana Ideologi dalam IMM


Penanaman Ideologi IMM pada kader

Ideology hanya akan menjadi sebatas tulisan gagasan normative yang melangit jika tidak terimplementasikan dalam diri kader. Kuntowijoyo membagi sejarah umat islam di Indonesia, membagi islam dalam tiga tahap hingga sampai sekarang, periode mistis, periode ideologi, dan priode ide. Bahwa islam bukan di jadikan hanya sebatas ideology/kepercayaan untuk sebuah kekuasaan tetapi sudah saatnya dijadikan sebuah ilmu atau teori.4 Sama halnya Ideologi IMM sudah saatnya untuk diimplementasikan dalam sebuah ilmu untuk manusia. Bukan hanya sebatas wacana, tidak sampai membumi.

Penanaman Ideologi IMM tentu sejak para calon kader IMM di DAD dengan memberikan pemahaman dasar. Tugas selanjutnya tentu para kader IMM menanamkanya dalam sebuah kegiatan-kegiatan yang mengarah penanaman ideologi (dengan indikator mengetahui, memahami, menjalankan dan mengamalkan). Niat untuk selalu berproses di IMM harus selalu di tumbuhkan. Bukan hanya berproses untuk selalu menuntut apa yang akan di dapatkan di IMM tapi apa yang saya berikan untuk IMM, secara tidak langsung apa yang kita inginkan akan kita dapatkan dan tentunya ideologi IMM akan mengikutinya. Segala hasil akan tergantung seberapa usaha yang kita dapatkan, maka tetap berjuang dan berdakwah Fastabiqul Khairat (Red.Fauz)

Refrensi :
1 Wikipedia.Indonesia.com
2 Sanni, Abdul Halim, Manifesto Gerakan Intelektual Profetik, Yogyakarta. 2011
3Ali,Said As’ad, Ideologi gerakan pasca reformasi,LP3S Press, Jakarta. 2012
4 Kuntowijoyo, Dr, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia, Sahalahudin Press,Yogyakarta. 1985


Disampaikan dalam Follow Up DAD 2 Komisariat Psikologi UMSIDA