"HIDUP-HIDUPILAH MUHAMMADIYAH DAN JANGAN MENCARI HIDUP DI MUHAMMADIYAH"

Jumat, 14 Februari 2014

Goresan Tinta Perempuan




Dalam sejarah Indonesia pra maupun pasca kemerdekaan pun banyak tokoh perempuan terlibat dalam perjuangan universal melawan kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan, serta penjajahan kolonial Belanda. Sekadar mengingatkan memori kita, sebut saja Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, RA. Kartini, Ratu Syajaratuddin, Nyai Walidah Dahlan, Nyai Ageng Serang, Nyai Sholihah Wahid Hasyim, dan lain-lain. Masih banyak lagi tokoh-tokoh perempuan yang secara pribadi maupun berjamaah berperan aktif memperjuangkan kehidupan yang lebih baik, beradab, dan berwawasan masa depan, setidaknya telah menampik anggapan yang minor terhadap posisi dan kapasitas perempuan. 

Jika dalam sejarah masa lalu begitu penting dan strategis peran tokoh-tokoh perempuan, maka bagaimana dengan sejarah masa kini dan masa depan, apakah perempuan juga masih memegang peran strategis itu? Ini adalah pertanyaan besar dan pertanyaan inilah yang mengilhami para tokoh kontemporer gerakan perempuan di seluruh dunia, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, maupun keagamaan. Kalau dulu kaum perempuan telah banyak berprestasi dan dicatat dengan tinta emas sejarah, apakah pengalaman heroik dan menakjubkan itu akan terulang atau justeru akan tergulung oleh kabut sejarah yang kelam? Ini salah satu PR gerakan perempuan. 

Organisasi-organisasi pejuang antiketidakadilan harus terus dikembangkan di seluruh penjuru dunia dan berteriak lantang melawan ketidakadilan, penindasan, kekerasan, dan diskriminasi terhadap perempuan. Namun harus tetap didasari oleh nila-nilai luhur yang diajarkan agama. Tentu gerakan perempuan yang dimaksud bukan dilandasi kebencian kepada laki-laki. Diyakini bahwa untuk melawan diskriminasi tidak perlu bersikap diskriminatif. Menghapus kekerasan tidak dengan kekerasan serupa. Begitu pula melawan ketidakadilan tidak sepatutnya dengan ketidakadilan. Sudah pasti bahwa organisasi tersebut harus di-setting sedemikian rupa agar bergerak sistematis, terarah, dan berjaringan agar menuai hasil yang maksimal bagi berlangsungnya kehidupan yang penuh keadilan dan kedamaian.